Pernahkan kalian merasa bahwa menjadi dewasa begitu sulit rasanya? Ketika masa sekolah, kita ingin lekas bebas, bekerja dan menghasilkan uang sendiri, ingin merasa bahwa ada guna dalam eksistensi hidup kita. Ingin membuktikan bahwa kita adalah manusia yang bisa berdiri sendiri dan merasa senang saat kita bisa menjadi sandaran dari orang terdekat.
Tetapi, menjadi dewasa sulit rasanya. Kita belajar dari kesalahan yang kita lakukan. Tidak ada kata remedial dalam hidup. Karena feature Rewind tidak eksis pada kehidupan nyata. Menjadi dewasa adalah ujian setiap hari. Tutur dan laku menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan, karena dalam nyata kita tidak bisa mengulang waktu untuk menghilangkan laku yang menyisakan luka. Menjadi dewasa seperti mengumpulkan potongan puzzle yang dulunya menjadi misteri, tetapi seiring waktu kita dapat menemukan pasangan potongan yang menjadikan misteri sebagai konklusi yang begitu akbar terbuka.
Menjadi dewasa, kita melihat komparasi pada lingkungan, mencoba menilik ke dalam diri sendiri untuk berusaha mencari apa yang ingin kita raih. Mencari makna kecukupan dalam hidup tanpa pasrah dengan apa yang sudah kita terima karena Tuhan nyatanya ingin kita terus optimis dan tak berhenti berusaha untuk menjadi lebih baik. Saat dewasa, tidak ada yang pernah bilang, bahwa ternyata hati ini semakin kuat dan lemah dalam waktu yang sama. Rasanya ingin menangis tanpa sebab, keinginan yang kuat untuk mengulang semua tetapi tidak mampu. Nasi yang sudah menjadi bubur, akhirnya sekuat tenaga dimodifikasi agar lebih baik sebagai santapan.
Saat kita memutuskan untuk menjadikan seseorang sebagai belahan jiwa yang akan kita habiskan waktu seumur hidup, lalu kemudian membangun generasi baru. Usia kian bertambah, dan kemudian dalam hati semakin berkecamuk. Sudah benarkah aku dalam menjalani hidup ini? Ingin ini, ingin itu, banyak angan yang kemudian membuat diri menjadi semakin rapuh terhadap ekspektasi tinggi diri yang kian membuat diri merasa menjadi pribadi yang gagal.
Ah, dewasa itu menyenangkan. Hanya memang menjadi dewasa tidak melulu tentang senangnya kan. Ada perjuangan, kesedihan, pertarungan dalam diri, kesemrawutan, juga harapan. Banyak elemen dari masa dewasa yang bisa kita rengkuh demi menjadi dewasa yang lebih tenang dan menyenangkan.