Personal Literature

Venesia untuk Skandinavia

Hello kamu,
Kamu yang bersikap begitu kekanakan dan memalsukan cinta yang katanya ujian. Kamu yang merasa bahwa sakitmu adalah yang paling menyakitkan. Dan lalu menyatakan berulang kali, yang pernah kau cinta adalah sosok yang tidak baik.

Ah, what’s wrong with romance? Sappy, soppy, long-hand love letters … 

Hey kamu,
Percakapan kita yang tidak menyatu, dan rasa sakit yang kamu rasa begitu berat hanya karena rasaku berlalu begitu cepat. Kamu yang mengatakan bahwa kesalahan masa laluku perlu menjadi sebuah ketakutan, dan bukan pelajaran. Poor you, my little ‘loved’ one. Mungkin aku belum bilang, kamu tidak mencintaiku hanya karena kamu sebegitu mengejarku. Ada jarak yang kuciptakan agar kamu mengerti, karena kehilangan mungkin membuatmu belajar akan sebuah kedewasaan dan rasa sayang yang tak bersyarat.

Have you ever heard the wolf cry to the blue corn moon?

Mereka bilang aku jahat! Aku rasa aku tidak keberatan.  We will always be an evil for some people who don’t see us to the bone. Kita, hanya sebuah partikel diantara ribuan cahaya di dunia. Kehilanganku tidak akan mengurangi udara yang akan kamu hirup. Saat ini kamu hanya akan merasa hal ini tidak adil, dan mengumpulkan semua prasangkamu terhadapku. Ah, it brings back memories of you. How do i know you from the back of my hand.

Cintamu mungkin bisa membunuh kita berdua. Aku tidak melupakan kenangan kebersamaan kita, hanya saja aku merasa, aku perlu lebih menyayangi diriku sendiri sebelum aku menyayangimu. Kamu seperti Milea dalam bentuk laki-laki. Dan aku seperti Dilan yang tidak suka bagaimana Milea memperlakukanku meski sayangku padanya begitu besar.

Aku bisa menulis belasan lembar untuk mengisahkan apapun. Tetapi mungkin kamu tidak paham. Kamu hanya akan paham perasaanmu sendiri, sakitmu, perihmu, dan tangismu. Kamu mungkin tidak sadar, tangisan yang tersembunyi disekitarmu, perih yang lebih mendalam dari perihmu. Ah, biarlah. Pahammu biarlah merasuk dan melebur perlahan.

Karena aku akan memulai tahun baru di musim dingin ini. Aku, yang pernah menyayangimu, yang pernah bertahan, lalu menyerah. Aku yang jahat, tidak peduli, tidak mengemis validasi. Aku yang tidak keberatan memiliki kehilangan, dan merindukan sepi. Karena aku tahu, sesedikit apapun orang-orang dalam lingaranku, semua akan merengkuhku kala aku mekar menjadi mawar hitam.

Hey kamu, hiduplah dengan baik dan lebih baik. Pikullah tanggung jawab kehidupanmu dengan berani. Aku tidak kemana-mana. Hanya melihat seperti matahari yang tanpa pamrih menyinari bumi.

Ah, semoga kamu paham.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s