Senjaku menari dalam lereng anteng
Jingga mengintip centil dari bilik awan
Sayup kudengar alunan tambourine dan gitar
Diam-diam menarikku terhanyut dalam fantasi liar
Dalam penat kutuliskan bait hidupku ini
lindap menyemoohku yang tak berbakat
ditertawai senja yang kian tenggelam
dan biru mulai memudar kembali sendu
Kota mulai tertutup bayang petang
Aku terhenyak dalam diam bersama dengan alamku
alam mimpi
yang bebas kurangkai
Aku kira aku bebas,
orang tak peduli,
karena mereka sibuk sendiri
Kesederhanan pikiran dalam kelumit rumit
Menerabas aturan,
membabi buta,
tak peduli
Soreku hilang
dalam puisi yang tak riang
berat dan melambat
seperti awan yang enggan berarak
hanya bebas
tak beratur
bebas
agar tak kebas
Jakarta, 28 Desember 2018
Terinspirasi saat nada-nada Fourtwnty mengalun sampai kejiwa dari lantai tiga puluh tiga yang menghadap senja. What a lovely day!