Personal Literature

Indie

Senjaku menari dalam lereng anteng
Jingga mengintip centil dari bilik awan
Sayup kudengar alunan tambourine dan gitar
Diam-diam menarikku terhanyut dalam fantasi liar

Dalam penat kutuliskan bait hidupku ini
lindap menyemoohku yang tak berbakat
ditertawai senja yang kian tenggelam
dan biru mulai memudar kembali sendu

Kota mulai tertutup bayang petang
Aku terhenyak dalam diam bersama dengan alamku
alam mimpi
yang bebas kurangkai

Aku kira aku bebas,
orang tak peduli,
karena mereka sibuk sendiri

Kesederhanan pikiran dalam kelumit rumit
Menerabas aturan,
membabi buta,
tak peduli

Soreku hilang
dalam puisi yang tak riang
berat dan melambat
seperti awan yang enggan berarak

hanya bebas
tak beratur
bebas
agar tak kebas

 

 

Jakarta, 28 Desember 2018
Terinspirasi saat nada-nada Fourtwnty mengalun sampai kejiwa dari lantai tiga puluh tiga yang menghadap senja. What a lovely day!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s