IDENTITAS KLIEN
- Nama
NN - Jenis Kelamin
Perempuan - Agama
Islam - Pekerjaan
Tour Guide & Mahasiswi Fakultas Psikologi di Universitas MB - Usia
24 Tahun - Data fisik
Fisik sedang, berisi, kulit sawo matang, wajah agak lonjong - Data Psikologis,
Termasuk anak cerdas, perlu dorongan, mudah panik, tidak bisa mengontrol perasaan, kritis, - Hubungan Sosial
Supel, ekspresif, hubungan dengan keluarga secara umum baik dengan teman sejawat sangat baik.
Riwayat Hidup Singkat
NN adalah seorang gadis yang yatim piatu saat ini. Ia tinggal bersama paman dan neneknya di rumahnya di area Tangerang Selatan. Ia bekerja untuk mewujudkan mimpinya, menyambung hidup, serta membantu adiknya yang sudah memiliki seorang anak kecil. Impian NN adalah bisa menjadi orang kaya, seorang psikolog, dan berkeliling Eropa. NN sudah bisa menerima kenyataan masa lalu nya dengan baik. NN pun sudah tidak merasa terganggu dengan keadaannya yang sebenarnya. Pekerjaan NN sebagai tour guide memberikannya pengalaman yang begitu banyak, bahkan rumah yang ia miliki sekarang adalah hasil tabungannya sejak bekerja sebagai tour guide. Kini pun ia tengah menempuh pendidikan sarjana psikologi di Universitas MB kawasan Menteng. NN adalah pribadi yang menyenangkan dan sangat senang membantu orang lain yang dalam kesulitan. Ia pun adalah pribadi yang merindukan sosok seorang ayah dalam hidupnya. NN juga senang untuk berdiskusi, atau sekedar berbagi kisah pada siapa saja.
IDENTIFIKASI KASUS
Masalah
NN yang sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan SS yang dirasa tidak baik untuknya baik secara psikologis maupun secara realistis, merasa perasaannya dengan dosennya GG semakin tak karuan dan mengacaukan keadaan dirinya meskipun pada awalnya ia sudah baik-baik saja.
Gambaran Masalah
NN yang tengah menimba ilmu di salah satu universitas di Jakarta Pusat mau tidak mau harus menghadapi perasaannya sendiri yang berkembang begitu pesat pada salah seorang dosennya yang bernama GG. Ia mulai kesulitan dalam bersikap cenderung salah tingkah di hadapan GG. Perasaan NN terhadapa GG yang pada awalnya hanya sebatas kagum menjadi rasa suka yang berlebih. NN menjadi sulit fokus, dan perasaannya cukup mengacaukannya di mata kuliah GG tersebut, meskipun ia tetap mendapatkan nilai yang memuaskan pada final exam dan presentasi.
Perasaan NN bahkan tidak berhenti pada realitas, namun juga terbawa dalam mimpi berkepanjangan. Meskipun NN sudah mencoba berpikir objektif dan menganalisis perasaannya sendiri, ia masih belum bisa menyingkirkan bayang GG dalam benaknya. Hal tersebut semakin menjadi-jadi bila melihat semua materi yang dibawakan GG (sekalipun sifatnya umum) namun sangat mengena pada NN sehingga semakin jatuh hatilah NN pada GG. NN yang cenderung ekspresif tidak bisa menyembunyikan perasaannya di hadapan GG. NN tahu bahwa ia harus bisa mengatasi hal tersebut. Karena tidak semestinya perasaannya menguasainya secara utuh.
Hal tersebut sudah berlangsung selama satu semester. NN kemudian mencoba untuk berkonsultasi untuk dapat menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya saat itu.
Sebab-sebab timbulnya masalah:
- Dari konseli : Kurang bisa mengontrol perasaan dan ekspresi, kesulitan berkontemplasi terhadap bahasan utama karena objek fokusnya bergeser
- Dari lingkungan : Karena sikap dan ekspresi NN yang mudah terbaca, tentu hal tersebut bisa dengan mudah diketahui baik GG, maupun teman sejawat dan hal tersebut membuat NN merasa inferior.
PROGNOSIS
Layanan yang akan diberikan adalah bimbingan pribadi melalui konseling dengan pendekatan analisis transaksional. Layanan diberikan untuk memberikan impuls pada konseli untuk dapat menentukan apa yang perlu diubah dari sikap dan behavior yang ia sedang jalani. Konseli diarahkan untuk dapat mengevaluasi arah hidup serta memahami putusan-putusan yang telah dan akan dibuat dan/atau diubahnya. Semua hal tersebut bertujuan agar konseli dapat mempercayai dirinya sendiri, berpikir dan memutuskan untuk dirinya sendiri dan bisa mengungkapkan perasaan-perasaannya.
ANALISIS BERDASARKAN PENDEKATAN KONSELING
Memahami NN dalam Perspektif Analisis Transaksional
Analisis Transaksional (AT) berakar pada suatu filsafat yang anti-deterministik, serta menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemrograman awal. Pengondisian yang dimaksud adalah bahwa manusia mampu memilih dan memutuskan ulang atas suatu hal dalam hidupnya.
Dalam kasus NN, terlihat NN berusaha untuk dapat secara utuh menguasai diriya, mengambil putusan-putusan yang dapat mengubah pola pikir dan cara NN bersikap dalam menghadapi GG, dosen yang sedang disukainya. Pada awalnya NN memang tidak menyuguhkan kontrak bilamana masalah ini selesai maka berakhir pula sesi konseling yang ia jalani. Namun, NN membuat daftar-daftar apa saja yang akan ia lakukan, tahap-tahap apa yang akan ia tempun untuk menetralisir perasaannya yang berlebih pada GG.
Perwakilan ego dalam kasus in sudah dapat terlihat. Ego anak yang berisi perasaan-perasaan, dorongan-dorongan, dan spontanitas pada NN terwujud dalam perasaannya pada GG dan ekspresi spontan yang ia tunjukkan. Secara drive, jelas NN ingin GG tahu akan perasaan yang ia miliki terhadap GG. Pada perwakilan ego ini NN pun bmengedepankan intuitif dan bermain dengan firasat-firasat yang muncul dari sikap GG padanya, serta mimpi-mimpi NN yang berkelanjutan mengenai GG.
Perwakilan ego orang tua pun muncul pada saat ia mengetahui bahwa seharusnya ia bisa mengontrol perasaannya agar tidak mendominasi pikiran dan hidupnya ketika itu. Semestinya ialah nahkoda dari dirinya sendiri, bukan perasaan yang menahkodai apa yang ia lakukan.
Dalam proses konseling, saya berusaha memancing pemikiran-pemikiran konseli dengan memberikan impuls seperti “Bukankah bila itu terlihat GG sungguh tidak keren ya?”, “Mungkinkah GG memang jodohmu?”, “Bisa jadi GG adalah gerbang untukmu dalam melatih sesuatu bukan?”, “GG terlihat seperti sebuah gerbang yang ingin kamu masuki untuk mengambil keputusan tersendiri dan memahami banyak hal dalam kehidupan”, dsb. Impuls dari pertanyaan tersebut membuat konseli dapat menjabarkan banyak hal tentang sikap yang ia tunjukkan dalam setiap pertemuan dengan GG, juga menjabarkan probabilitas kesamaan perasaan antara ia dan GG, dsb.
Dalam proses itulah perwakilan ego dewasa dari NN muncul. Pengolah data dan informasi yang merupakan bagian objektif dari kepribadian, dan juga menjadi bagian dari kepribadian yang mengetahui apa yang terjadi . Menangani fakta-fakta dan kenyataan eksternal. Sehingga berawal dari sinilah NN dapat menentukan rencana usaha untuk mencapai tujuan dan komitmen yang membuatnya semakin tenang dan lebih mampu dalam menangani perasaannya.
Saya pun berusaha memberikan langkah-langkah yang dapat konseli coba lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Seperti bagaimana bersikap, bagaimana bila hati gusar, konseli pun termasuk aktif mencoba berbagai cara dalam mengatasi perasaannya dari usaha realistis,sampai yang bersifat religius.
Biasanya keberhasilan atau tidaknya suatu cara akan dilakukan evaluasi dengan memperhatikan respon dari GG maupun luar lingkungan NN. Jika dirasa ada yang kurang, maka NN akan mencoba cara lain sampai akhirnya ia dapat memiliki ketenangan.
RENCANA USAHA MENCAPAI TUJUAN & KOMITMEN KONSELI
NN yang terkagum bahkan memilki perasaan berlebihan terhadap GG, dosen di tempat ia kuliah, memutuskan untuk lebih pasrah terhadap perasaannya. Karena semakin ia paksa untuk berhenti bayang GG justru akan semakin berkelebat dalam benaknya.
NN mulai berfokus pada kehidupannya dan keluarganya yang menjadi tanggungan NN. Ia pun mulai fokus terhadap daftar yang ia buat sendiri seperti apa saja yang penjadi prioritas dirinya, yaitu bekerja, belajar, keluarga. Ia fokus terhadap ragam materi dan seminar di kampusnya.
NN melakukan pendekatan religius pada Sang Khalik, dari yang pada awalnya masih berantakan perasaannya hingga NN mulai lebih tenang. Meskipun bayang tentang GG masih ada, NN mulai membentuk defence mechanism agar tidak terjeblos pada perasaannya sendiri.
Ia pun melakukan analisis tentang personal interaction, dan bagian struktur otak sebelah mana yang terkontaminasi oleh “cinta”. NN juga melakukan hipotesa terhadap perasaannya pada dosennya. Kembali lebih menapak bumi mengingat untuk bisa catch up dengan GG adalah sebuah perjuangan panjang. Sehingga NN lebih membiarkan sesuatunya mengalir, pasrah. Lebih ringan dan tanpa paksaan pikiran mengingat bahwa:
Things happened for reasons!
Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk berandai-andai akan GG sebagai jodohnya. Tetapi lebih mempercayakan bagian jodoh pada Tuhan. NN berkomitmen untuk menjaga stabilitas perasaannya. Ia sudah bisa jauh lebih tenang dari sebelumnya.
Depok, 27 Februari 2016
#for sharing and soft copy, please drop a comment or email to me through anandamanan@gmail.com 🙂 would be very glad to help#
Reblogged this on manan konseling and commented:
And sharing can be share through manankonseling@gmail.com 🙂
LikeLike