Personal Literature

Scotoma – Bicara Singkat Tentang Perasaan

Scotoma dalam istilah kedokteran diartikan sebagai titik buta pada mata. Blind Spot. Dan korelasi sebutan yang aku dapat dari dr. Ibrahim Elfiky tersebut dengan dunia psikologi adalah….sebutlah titik buta ini terdapat pada mata hati. Artinya betapa bahanya skotoma ini.

Skotoma terbilang berbahaya karena membuat seseorang memberi perintah langsung kepada akalnya bahwa ia tidak bahagia. Karena itu, akal mengabaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebahagiaan.
Perasaan adalah sumber rasa takut dalam beragam bentuknya. (dr. Ibrahim Elfiky – Dahsyatnya Berperasaan Positif hal. 59-60)

Padahal sejatinya kebahagiaan itu selalu mengelilingi kita. Terkadang memang sulit untuk selalu stay on track di tengah beragam masalah dan perasaan yang campur aduk. Believe me, it’s normal – still!

Dilansir dari radioaustralia.net.au – dalam sebuah riset yang dilakukan tahun 2009 lalu didapati kalau pernyataan positif pada diri sendiri hanya berfungsi memperbaiki mood dan kebahagiaan orang yang sudah lebih dahulu memiliki penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem) yang tinggi. Tapi bagi mereka yang memiliki self esteem rendah, maka dampak yang terjadi justru sebaliknya.

“Dalam masa-masa sulit didalam hidup kita, yang kita perlukan adalah membiarkan diri kita berduka dan merasakan beragam emosi, karena itu merupakan bagian alami dari proses penyembuhan,” ucap Associate Professor Grant.

Sounds contrary, isn’t it?!

Let me clear it for you, guys!
Monggo saja kita berduka, bersedih hati, menangis, dan sebagainya. Tetapi jangan sampai lupa untuk bahagia. Jangan lantas kesedihannya membabi-buta. Kesedihan sendiri sudah merupakan proses alami penyembuhan diri.
Tetapi lupa akan hakikat bahwa ada kebahagiaan dalam kehidupan, itu namanya mendahului nasib. Seolah kita lebih tahu dari Tuhan Sang Maha Tahu.

Lepaskan kaca mata kuda kita. Perluas penglihatan kita. So, even when your eyes closed … your mind will be kept wide open. Bahkan dalam Al-Qur’an pun difirmankan bahwa “boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”

Jadi, ika seseorang melakukan penilaian terhadap orang lain dengan sekian requirements based on kasta (ala-ala jaman keraton), tentunya seseorang tersebut dipastikan mengalami scotoma akut!

See ya!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s