Personal Literature

Langkah Awal Lebih Baik

start

10.30

Setiap kali aku melihat aksi orang-orang yang menyebarkan benih damai dan positif kepada orang di sekitar mereka, rasanya aku iri. Aku merasa begitu lemah. Padahal secara fisik aku dikaruniai fisik yang sama, bahkan lebih baik. Beberapa dari mereka ada yang melakukan aksi sosial padahal mereka memiliki kekurangan, baik fisik maupun hal lain. Tapi mereka berusaha dengan tenaga mereka. Memperbaiki apa yang menurut mereka perlu diperbaiki.

Tak jarang juga aku melihat pada inspirator dari beragam latar belakang. Nick Vujivic misalnya, yang memiliki kaki “sempurna”, atau pianis dengan 4 jari, atau model dan pembawa berita cuaca seorang down syndrome. Lalu aku yang normal dan cenderung tenggelam dalam kehidupan yang minim memberi manfaat bagi orang lain apa? Aku bahkan jauh di belakang mereka.

Jadi, mumpung belum terlambat (selama masih hidup dan matahari terbit dari timur maka belum terlambat dong :D), usia 25 tahun  ini seharusnya aku sudah bisa lebih membuka mata lebar-lebar. Membuat perubahan dari hal kecil. Menjadi lebih sosial terhadap alam dan lingkungan sekitar. Tidak ada salahnya saat ini masih memanjat topi pesulap seperti kelinci.

Untuk siapa?

Berbagi pada orang lain akan kembali pada diri kita sendiri. Berbagi merupakan investasi diri kita dalam orang lain. Artinya berbagi merupakan bentuk kasih dan cinta. Kasih dan cinta kita terhadap orang lain, terhadap diri kita, dan sisi diri kita yang ada pada orang lain.

Alvin, Andy Noya, Ahmad Fuadi, Andrea Hirata, Bapak Ganjar yang seorang tukang becak namun memperbaiki jalan rusak, para pelaku recycle (Dewi Tanjung, Mohammad Baedowy, Indra Noviansyah, Sarubi Putra, Ann Harmon, Mey Lynn, dan banyak lagi) juga para public figure lainnya. Sebut saja Meir Kay, Jay Shetty, tim INSIDER, Eyang Habibie melalui yayasannya, Mas Brili Agung melalui Inspirator Academy dan masih banyak lagi. Mereka berhasil menyebarkan gerakan positif. Oh, tidak lupa Kakek Sutan, Bapak Poniman, dan masih banyak lagi.

Dengan segala kelebihan (dan juga keterbatasan) mereka mampu menyentuh hal terdalam dari setiap manusia. Hati!

Hati adalah bagian terdalam yang juga hanya dapat tersentuh melalui hati juga. Segala hal yang dilakukan dengan hati pasti akan diterima dengan hati pula. Manusia pada dasarnya pun cukup perasa sehingga mereka akan tersentuh. Lain cerita dengan manusia yang memang tidak peduli. Mereka hanya perlu waktu lebih untuk juga bisa memberikan kontribusi atau mungkin hanya memberikan respon saja.

Maka dari itu, rasanya berbagi ketika lapang sudah biasa, namun berbagi ketika terbatas? Itu luar biasa!

Salah satu mentor yang aku kagumi bilang dalam bukunya, kurang lebih intinya petuah atau hal yang disampaikan seseorang tanpa ia lakukan sama dengan sampah. Aku menyampah selama ini. Menyampah meskipun dengan hal baik, tapi akan menjadi lebih percuma kalau aku tidak merubahnya menjadi aksi positif.

Untuk siapa? Untuk kita semua. Lakukan lalu lupakan. Lupakan agar kita tidak cepat puas dengan aksi kecil. Lupakan agar kita merasa masih harus melakukan banyak hal yang lebih positif. Ingat bahwa kegiatan sosial adalah proyek seumur hidup.

Bahwa dalam setiap detik kehidupan kita, sangat diperlukan menyebarkan kebaikan pada sesama.

Live the life, Make the Difference!

11.06

 

 

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s