
Hi There,
Akhirnya aku kembali menyeret diriku sendiri untuk bisa tetap konsisten terhadap semangat dan rencana yang sudah tercetus sepekan lalu. Kalian pasti memiliki momen-momen saat kalian merasa ‘how lucky I am!’. Sebagian orang menyebutnya ‘Hoki’. Dan aku mengamini pernyataan Donny Dhirgantara dalam 5 cm – nya melalui Ian …. ‘yang namanya hoki itu ga ada, yang ada itu derma’. Kenapa sih orang selalu euphoria untuk mengatakan betapa hokinya mereka dalam beberapa hal? Padahal andai mereka mau menggeser sedikit to see things from different angle, that would be great!
Ketika seseorang melakukan kebaikan, kadang cahaya kebaikan itu akan tersimpan dan kembali entah kapan dan bagaimana caranya. Dari arah yang tidak terduga-duga. Jadi tidak ada itu yang namanya hoki.
Seseorang berjuang keras atas sesuatu maka dia mendapatkan hasil yang tiada mengkhianatinya. Sebuah kisah nyata. Dulu, aku sangat suka dubbing. Jadi ketika di kantor aku sangat suka menirukan beragam suara. Lalu beraksi seperti penyiar radio. Memutar playlist pribadi lalu berceloteh macam-macam. Salah seorang rekanku bilang bahwa aku berbakat menjadi penyiar radio. Kenapa aku tidak jadi penyiar radio saja dengan dalih “hoki” punya bakat penyiar radio.
Ada yang salah dalam perspektif ini. Pertama, bakat dan “hoki” tidak bisa dianggap sama. Ketika seseorang memiliki bakat tertentu maka dia bisa menjadikan bakatnya sebuah pekerjaan menyenangkan. Hanya kalau ia mengusahakannya!
“Dia hoki banget bisa jadi penyiar radio!”
“Dia beruntung banget bisa jadi seperti sekarang”
“Wajar sih dia begitu, keluarganya kan kaya”
Bla-bla-bla
Sesuatu tidak akan pernah tercapai jika tidak ada usaha apapun dari individu tersebut. Setiap pencapaian adalah buah dari usaha dan doa.
Things happen for reasons!
Apapun keadaannya memang sudah dirancang untuk kita. Rancangan terbaik sekalipun kelihatan dan rasanya begitu memilukan. Seseorang yang berbakat bisa saja kalah saing dengan seseorang yang biasa saja tapi melatih kemampuannya dan kemudian mengusahakan untuk bekerja atau berada di dalam lingkungan yang satu frekuensi dengannya.
Misalnya lagi adalah seseorang yang selalu berbuat baik pada siapapun. Lalu entah mengapa salah satu dari sekian banyak orang merupakan perpanjangan tangan rezeki dariNya. Katakanlah “derma” itu kembali padanya. Atau dengan kata lain hal kebetulan itu merupakan apresiasi Sang Pencipta untuk hambaNya. Apakah sekedar kebetulan? TIDAK.
Tidak ada yang namanya Kebetulan!
Karena setiap hal sudah ada alasan eksistensinya. Sekecil apapun itu. Sebuah keyakinan yang tertanam dalam diri akan mempengaruhi bagaimana perspektif seseorang. Seperti firman Sang Maha Cinta “Aku adalah seperti sangkaan hambaKu”
Berpikirlah positif dan yakinlah “Nothing is Coincidence”