Personal Literature

Cantabile in Love : Sebuah Perasaan dalam Karya

Cantabile Paganini

Cantabile dalam istilah seni musik berarti mengalir seperti nyanyian. Ia diambil dari bahasa Italy. Jenis musik instrument ini popular di abad 18-an. Tetapi yang paling dikenal ialah Cantabile karya Paganini. Musiknya indah mengalir seperti nyanyian kalau kita dengarkan dengan penghayatan. Songlike, singable.

Sesunggunya, pasti kalian menganggap ini sebagai tulisan tentang musik. Maaf ya, sebenarnya yang mau saya bahas kali ini adalah tentang : Cinta atau Debaran dalam hati yang tidak sudah-sudah.

Karena ia seperti alunan nyanyian dalam diri kita bukan? Cantabile

Yeay!

Dan i’ll tell you right now. Ada sekian banyak arti debaran tak hentimu itu dan kamu hanya bisa menepis, keras kepala, enggan mengakui beberapa arti di antaranya. Seperti yang kita ketahui bahwa kadang cinta itu buta. Dan itu bukan hanya sekedar ungkapan tetapi juga sebuah kenyataan. Trust me, I’ve been there!

Apapun bisa terasa indah saat kita mengalun dalam lagu cinta. Apapun terlihat benar. Dan dalam keadaan seperti inilah perlu adanya kesadaran dalam diri. Atau minimal keinginan untuk sadar sehingga kita bisa menggunakan rasional kita.

We might fall again and again, But we have to Stand Tall.

Bukankah kita adalah nakhkoda dari diri kita sendiri? Bila benar, maka kitalah yang seharusnya memiliki kendali mayoritas (bila ‘kendali penuh’ dirasa sulit hehe) atas diri kita sendiri. Memang kadang perlu membebaskan diri dengan melakukan banyak hal. Tetapi tidak dengan menyekap diri sendiri dalam perasaan dan debaran tanpa ujung yang akhirnya : galau? gusar? gamang? feeling lost! 

Jadi Rubah Debaran itu Menjadi Aksi Positif

Caranya?

Kalau kata Raditya Dika dan Brili Agung (suhu, mentor, guru yang bikin galau) : Ubah Sakit Hati jadi Royalti. Awali dengan Kekhawatiran!
Ubah Kekhawatiran menjadi sebuah ide. Bisa ide sebuah karya tulis seperti cerpen, novel, puisi, naskah drama. Atau karya lain, seperti musik, lukisan, video, dan sebagainya.

Intinya alihkan. Apakah mengurangi debaran? Saat beraktifitas YA. Saat sendiri TIDAK. (hahaha bukan berarti aku ga kasih solusi ya)
Ubah alunan debaranmu menjadi sebuah aktifitas bermanfaat.
Ubah tujuan debaran hatimu kepada yang lebih HAK.
Apakah semua itu instan? TIDAK.

Nikmatilah proses demi prosesnya. Belajarlah sesuatu di dalamnya.

Bermetamorfosislah menjadi Alunan yang Bermanfaat bagi Umat.

I’ve been there, and I’m still working on it.
Some succeed and others falling.

But who cares? You just need give it a Try!

 

Bis Spaeter!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s